Minggu, 30 Maret 2014

#5

TES Kemampuan mental


Kemampuan Mental dan Pengukurannya

Karakteristik kepribadian dan kemampuan mental orang sangat bervariasi.untuk itu kitaakan melihat dan mempelajari perbedaan kemampuan individu serta tes yang dirancang untuk mengukur perbedaan kemampuan individu.ada beberapa point yang akan kita pelajari padakemampuan mental dan pengukurannya antara lain adalah jenis tes kemampuan, syarat-Syarat tes yang baik,tes kemampuan intelektual,kesahihan prediktif tes,sifat dasar intelegensi,pengaruhgenetic dan lingkungan terhadap kemampuan dan tes kemampuan dalam perspektif.Penggunaan tes kemampuan (ability test ) untuk menempatkan anak dalam kelastertentu,untuk menerima siswa diperguruan tinggi dan sekolah kejuruan,untuk memilih individuyang akan ditempatkan pada jabatan tertentu dll

kebanyakan orang masihmemandang tes kemampuan sebagai saranayang paling baik untuk menetapkan apa yang dapatdikerjakan seseorang dan untuk menentukan profesi mereka.sebagian menyatakan bahwa tessemacam itu bersifat sempit dan terbatas,tes tersebut tidak mengukur karakteristik yang pentingdalam usaha menetapkan keberhasilan yang akan dicapai,motivasi,keterampilan social,mutukepemimpinan

JENIS TES KEMAMPUAN

Tes pada dasarnya merupakan sampel perilaku yang diambil pada suatu saat tertentu.Seringkali dibedakan antara tes prestasi (achievement test- yang dirancang untuk mengukur keterampilan yang telah dicapai dan menunjukkan apa yang dapat dilakukan seseorang pada saatini) dan tes bakat (aptitude test- yang dirancang untuk memprediksi apa yang dapat dilakukanseseorang bila dilatih). Tetapi perbedaan kedua jenis tes ini tidak terlalu jelas. Kedua jenis tes inisering mencakup tipe pertanyaan yang sama dan menunjukkan hasil yang berkorelasi tinggi.Daripada menganggap tes prestasi dan tes bakat sebagai dua kategori tes yang berbeda, lebih baik memandangnya sebagai bagian dari suatu kesatuan.

Bakat lawan prestasi

Tes-tes yang berada di ujung rangkaian kesatuan bakat-prestasi berbeda satu sama lain terutama dari segi tujuan. Sebagai contoh, tes tentang pengetahuan prinsip mekanika bisadiberikan diakhir kuliah ilmu mekanika untuk mengukur penguasaan materi kuliah- untuk menetapkan ukuran prestasi. Tes dengan pertanyaan yang sama bisa dimasukkan dalam rangkaian tes yang disusun untuk menyeleksi para pelamar pelatihan pilot, karena pengetahuantentang prinsip mekanika diakui sebagai prediktor keberhasilan penerbangan yang baik. Tes yangterakhir ini dianggap sebagai ukuran bakat karena hasilnya digunakan untuk memprediksi penampilan sebagai kader pilot. Jadi, apakah tes ini disebut tes bakat atau tes prestasi lebih tergantung pada tujuannya dibandingkan pada isinya.Diantara tes bakat (yang kurang menekankan pengalaman terdahulu yang relevan) dan tes prestasi (yang mengukur penguasaan bahan pelajaran tertentu) terdapat tes-tes yang mengukur keduanya, baik bakat maupun prestasi. Salah satu contohnya adalah Scholastic Aptitude Test(SAT) yang dibutuhkan untuk penerimaan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi. SAT terdiridari bagian verbal, yang mengukur perbendaharaan kata dan kemampuan untuk memahami apayang dibaca, serta bagian matematika, yang menguji kemampuan untuk memecahkan masalahyang membutuhkan penalaran aritmatika, aljabar, dan geometri.

Psikotes Tes Koran Pauli Krapelin
Tes Pauli Krapelin dikembangkan pertamakali oleh seorang psikiater bernama Emil Kraepelin. Kraepelin pada mulanya menciptakan alat tes yang digunakan sebagai alat bantu untuk mendiagnosa gangguan otak yaitu alzheimer dan dementia. Selanjutnya, pada tahun 1938 Prof. Dr. Richard Pauli bersama Dr. Wilhelm Arnold dan Prof. Dr. Vanmethod memperbaharui tes Kraeplin sehingga dapat distandarisasikan dan dapat pula dipakai untuk mendapatkan data tentang kepribadian. Saat ini tes tersebut dikenal dengan istilah Tes Pauli-Kraepelin.
Adapun tujuan dari tes pauli-kraepelin ini adalah untuk mengukur karakter seseorang pada beberapa aspek tertentu, yaitu :
* Aspek keuletan (daya tahan)
* Aspek kemauan atau kehendak individu
* Aspek Emosi
* Aspek penyesuaian diri
* Aspek stabilitas diri
Dalam tes ini, sebenarnya anda hanya diminta untuk mengerjakan hitungan sederhana. Yaitu menjumlahkan deretan angka-angka. Namun yang menjadi masalah adalah jumlah deretan angka yang diberikan sangat banyak. Yaitu sebesar lembaran koran. Sehingga tes yang juga dikenal dengan istilah "Tes Koran" ini menuntut konsentrasi, ketelitian, stabilitas emosi dan daya tahan yang prima. Semakin banyak kesalahan yang anda buat, menunjukkan anda orang yang tidak teliti, tidak cermat, tidak hati-hati dan kurang memiliki daya tahan yang cukup terhadap stres atau tekanan pekerjaan.
Contoh Tes Koran Pauli Kraepelin
Jumlahkan deret angka-angka berikut (diatas dan dibawahnya) dan tulislah jawabannya diantara kedua angka yang anda jumlahkan.
1 7
3 6
2 9
2 2
0 3
9 5
9 2
3 3
4 1
1 1
7 0
9 8
2 8
0 1
8 3
7 8
9 5
Keterangan : Pada contoh diatas, angka yang dicetak tebal adalah jawaban penjumlahan dari dua bilangan yang berdekatan (yang diatas dan dibawahnya). 1+2 = 3 ; 2+0= 2 dan seterusnya. Jika hasil penjumlahan lebih dari dua digit, maka ditulis digit terakhirnya saja. Misal 8+9= 17 (ditulis angka 7 saja)



Berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar