Minggu, 23 Maret 2014

#4

Pertemua ke 4
Tes inidividu, Tes Populasi, dan Tes Minat

Dalam buku Psychological Testing yang dibuat oleh Robert  M . Kapllan / Dennis P . Saccuzzo mengatakan bahwa, Tes idividual dalam psikodiagnostik memakai 2 skala, yaitu skala Binet dan skala Wechsler, Binet dan Wechsler memiliki relevansi khusus untuk populasi khusus. beberapa tempat dirancang untuk populasi khusus, seperti individu dengan keterbatasan sensorik (misalnya, orang-orang tuli) atau keterbatasan fisik (misalnya orang-orang yang lumpuh atau sebagian lumpuh) yang lain dirancang untuk mengevaluasi orang-orang dengan keterbatasan bahasa, seperti orang kehilangan budaya, otak-kerusakan tertentu individu, dan individu berbicara lahir asing atau non-Inggris,. ada pula yang dirancang untuk menilai ketidakmampuan belajar.

Karena tes dirancang untuk populasi khusus atau tujuan , adanya alternatif dibenarkan . Namun , kekhususan mereka sering membatasi berbagai fungsi atau kemampuan yang mereka dapat mengukur . dengan demikian , seseorang dapat mempertimbangkan kekhususan yang lebih besar dari beberapa alternatif kelemahan serta kekuatan . meskipun alternatif mungkin lebih cocok untuk populasi khusus dari skala utama akan , skor IQ didasarkan pada salah satu alternatif , dengan perkecualian yang langka , tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan skor dari salah satu skala besar. Namun , alternatif sering berguna sebagai suplemen untuk hasil yang diperoleh dengan salah satu skala besar, seperti kami untuk tujuan skrining , untuk tindak lanjut atau reevaluations , atau bila waktu tidak cukup tersedia untuk mengelola salah satu skala besar.

Macam2 tesnya

1 WAIS Tes inteligensi usia 16 tahun ke atas,

individual.

2 BINET Tes inteligensi anak usia 2-12 tahun, individual.

3 WPPSI Tes inteligensi usia 4-6 tahun, individu.

4 WISC Tes inteligensi anak usia 5-15 tahun, individual






Kerugian
 Sampel standarisasi lemah
kurang stabil
kurang dokumentasi validitas
keterbatasan dalam uji manual
suara tidak psychometrically
Skor IQ tidak dipertukarkan dengan Binet atau Wechsler

Keuntungan

dapat digunakan untuk:
populasi tertentu dan tujuan khusus
keterbatasan sensorik
keterbatasan fisik
keterbatasan bahasa
orang budaya dirampas
orang asing yang lahir


tes populasi
Tes pada populasi khusus ditujukan bagi individu yang  normal akan tetapi mereka memiliki kekurangan atau keterbatasan pada beberapa hal, misalnya tunanetra, tunarungu, dll. Sehingga sangat tepat sekali jika pada awal pembuatannya, alat tes tersebut haruslah memiliki kesesuaian norma dengan konflik di tiap tahapan perkembangan manusia sehingga menghasilkan alat tes yang valid. Jadi tidak semua alat tes diperuntukkan secara global pada semua orang, tetapi disesuaikan dengan kondisi individu yang hendak di tes.
Bagi para penyandang tunanetra, beberapa alat tes sudah pasti tidak dapat diberikan. Tes-tes berupa instruksional lisan masih mungkin untuk dapat diikuti, tetapi tidak halnya dengan tes-tes yang menguji performance atau kinerja. Oleh karenanya, ada sejumlah alat tes yang memang sengaja dirancang untuk penyandang tunanetra, sepertiCollege Board Scholastic Assessment Test(SAT) yang tersedia dalam format huruf braille.
Di antara contoh-contoh paling awal tentang tes intelegensi umum yang telah diadaptasi untuk para tunanetra adalah tes Binet (Anastasi & Urbina, 2007). Namun tidak berhenti disitu, ada lagi tes-tes yang berusaha dikembangkan untuk tunanetra, diantaranya :
1.       Perkins-Binet Tests of Intelligence for the Blind à di mana instrumennya distandarkan dan memiliki bentuk-bentuk terpisah untuk anak-anak yang masih mampu melihat meski sedikit dan anak yang benar-benar buta.
2.      Blind Learning Aptitude Test (BLAT) à tes individual yang memasukkan soal-soal yang diadaptasi dari tes-tes lainnya, misalnya Raven’s Progressive Matrices.
3.      Intelligence Test for Visually Impaired Children (ITVIC).



Tes Minat
Pada dasarnya para ahli psikologi sepakat bahwa minat dipandang sebagai aspek kognitif yang sama sekali berbeda dengan aspek kognitif. Sebagai konsekuensinya, untuk mengetahui minat seseorang digunakan instrument (yang antara lain berupa tes) yang harus tidak mengungkapkan aspek kognitif yang biasanya disebut dengankemampuan.


Hakikat dan kekuatan dari minat dan sikap seseorang merupakan aspek penting kepribadian, karakteristik ini secara material mempengaruhi prestasi, pendidikan, dan pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesenangan yang didapatkan seseorang dari aktivitas waktu luang, dan fase-fase utama lain dan kehidupan sehari-hari. Studi tentang minat mendapat dorongan terkuat dari penaksiran pendidikan dan karier. Meskipun lebih sedikit kadang pengembangan tes dalam area ini juga dirangsang oleh seleksi dan klasifikasi pekerjaan.


Menurut prerspektif belajar sosial, minat yang sebagai hasil dari perbedaan reinforcement untuk aktivitas yang dilakukan dengan memasang imitasi dan modeling dari orang yang penting berpegaruh terhadap individu tersebut dan modeling dari orang penting berpengaruh terhadap individu tersebut.


Selain itu, menurut peranan hereditas, terutama minatyang sama antara orang tua dan anak, orang yang berjenis kelamin yang sama dibanding dengan yang berjenis kelamin yang berbeda. Akan tetapi, minat itu sendiri bisa berubah pada seseorang meskipun telah dewasa.






Sumber: MODUL MATA KULIAH TES INTELIGENSI DAN MINAT BAKAT. Hera Wahyuni, S.Psi, M.Psi. Psi. Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya, Universitas Trunojoyo.



Anastasi A., & Urbina, S. 2007. Tes Psikologi. Jakarta: Indeks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar