Pertemua ke 4
Tes inidividu, Tes Populasi, dan Tes Minat
Dalam buku Psychological Testing yang dibuat oleh Robert M . Kapllan / Dennis P . Saccuzzo mengatakan
bahwa, Tes idividual dalam psikodiagnostik memakai 2 skala, yaitu skala Binet
dan skala Wechsler, Binet dan Wechsler memiliki relevansi khusus untuk populasi
khusus. beberapa tempat dirancang untuk populasi khusus, seperti individu
dengan keterbatasan sensorik (misalnya, orang-orang tuli) atau keterbatasan
fisik (misalnya orang-orang yang lumpuh atau sebagian lumpuh) yang lain
dirancang untuk mengevaluasi orang-orang dengan keterbatasan bahasa, seperti
orang kehilangan budaya, otak-kerusakan tertentu individu, dan individu
berbicara lahir asing atau non-Inggris,. ada pula yang dirancang untuk menilai
ketidakmampuan belajar.
Karena tes dirancang untuk populasi khusus atau tujuan ,
adanya alternatif dibenarkan . Namun , kekhususan mereka sering membatasi
berbagai fungsi atau kemampuan yang mereka dapat mengukur . dengan demikian ,
seseorang dapat mempertimbangkan kekhususan yang lebih besar dari beberapa
alternatif kelemahan serta kekuatan . meskipun alternatif mungkin lebih cocok
untuk populasi khusus dari skala utama akan , skor IQ didasarkan pada salah
satu alternatif , dengan perkecualian yang langka , tidak dapat dibandingkan
secara langsung dengan skor dari salah satu skala besar. Namun , alternatif
sering berguna sebagai suplemen untuk hasil yang diperoleh dengan salah satu
skala besar, seperti kami untuk tujuan skrining , untuk tindak lanjut atau
reevaluations , atau bila waktu tidak cukup tersedia untuk mengelola salah satu
skala besar.
Macam2 tesnya
1 WAIS Tes inteligensi usia 16 tahun ke atas,
individual.
2 BINET Tes inteligensi anak usia 2-12 tahun, individual.
3 WPPSI Tes inteligensi usia 4-6 tahun, individu.
4 WISC Tes inteligensi anak usia 5-15 tahun, individual
Kerugian
Sampel standarisasi lemah
kurang stabil
kurang dokumentasi validitas
keterbatasan dalam uji manual
suara tidak psychometrically
Skor IQ tidak dipertukarkan dengan Binet
atau Wechsler
Keuntungan
dapat digunakan untuk:
populasi tertentu dan tujuan khusus
keterbatasan sensorik
keterbatasan fisik
keterbatasan bahasa
orang budaya dirampas
orang asing yang lahir
tes populasi
Tes pada populasi khusus ditujukan bagi
individu yang normal akan tetapi mereka
memiliki kekurangan atau keterbatasan pada beberapa hal, misalnya tunanetra,
tunarungu, dll. Sehingga sangat tepat sekali jika pada awal pembuatannya, alat
tes tersebut haruslah memiliki kesesuaian norma dengan konflik di tiap tahapan
perkembangan manusia sehingga menghasilkan alat tes yang valid. Jadi tidak
semua alat tes diperuntukkan secara global pada semua orang, tetapi disesuaikan
dengan kondisi individu yang hendak di tes.
Bagi para penyandang tunanetra, beberapa
alat tes sudah pasti tidak dapat diberikan. Tes-tes berupa instruksional lisan
masih mungkin untuk dapat diikuti, tetapi tidak halnya dengan tes-tes yang
menguji performance atau kinerja. Oleh karenanya, ada sejumlah
alat tes yang memang sengaja dirancang untuk penyandang tunanetra, sepertiCollege
Board Scholastic Assessment Test(SAT) yang tersedia dalam format huruf
braille.
Di antara contoh-contoh paling awal tentang
tes intelegensi umum yang telah diadaptasi untuk para tunanetra adalah tes
Binet (Anastasi & Urbina, 2007). Namun tidak berhenti disitu, ada lagi
tes-tes yang berusaha dikembangkan untuk tunanetra, diantaranya :
1. Perkins-Binet Tests of Intelligence for the Blind à di mana instrumennya distandarkan dan memiliki bentuk-bentuk terpisah
untuk anak-anak yang masih mampu melihat meski sedikit dan anak yang
benar-benar buta.
2. Blind Learning Aptitude Test (BLAT) à tes individual yang memasukkan soal-soal yang diadaptasi dari tes-tes
lainnya, misalnya Raven’s Progressive Matrices.
3. Intelligence Test for Visually Impaired Children (ITVIC).
Tes Minat
Pada
dasarnya para ahli psikologi sepakat bahwa minat dipandang sebagai aspek
kognitif yang sama sekali berbeda dengan aspek kognitif. Sebagai
konsekuensinya, untuk mengetahui minat seseorang digunakan instrument (yang
antara lain berupa tes) yang harus tidak mengungkapkan aspek kognitif yang
biasanya disebut dengankemampuan.
Hakikat
dan kekuatan dari minat dan sikap seseorang merupakan aspek penting
kepribadian, karakteristik ini secara material mempengaruhi prestasi,
pendidikan, dan pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesenangan yang didapatkan
seseorang dari aktivitas waktu luang, dan fase-fase utama lain dan kehidupan
sehari-hari. Studi tentang minat mendapat dorongan terkuat dari penaksiran
pendidikan dan karier. Meskipun lebih sedikit kadang pengembangan tes dalam
area ini juga dirangsang oleh seleksi dan klasifikasi pekerjaan.
Menurut
prerspektif belajar sosial, minat yang sebagai hasil dari perbedaan
reinforcement untuk aktivitas yang dilakukan dengan memasang imitasi dan
modeling dari orang yang penting berpegaruh terhadap individu tersebut dan
modeling dari orang penting berpengaruh terhadap individu tersebut.
Selain
itu, menurut peranan hereditas, terutama minatyang sama antara orang tua dan
anak, orang yang berjenis kelamin yang sama dibanding dengan yang berjenis
kelamin yang berbeda. Akan tetapi, minat itu sendiri bisa berubah pada
seseorang meskipun telah dewasa.
Sumber:
MODUL MATA KULIAH TES INTELIGENSI DAN MINAT BAKAT. Hera Wahyuni, S.Psi, M.Psi.
Psi. Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya, Universitas
Trunojoyo.
Anastasi
A., & Urbina, S. 2007. Tes
Psikologi. Jakarta: Indeks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar