Fotodgrafer: Fajar
Baik kali ini saya akan menganalysis foto ini berdasarkan pandangan saya dan perspektif psikologi.
foto yang bercirikan HITAMPUTIH menggambarkan nuansa zaman dulu/lama, orang2 yang yang sedang bekerja melakukan aktifitas jual beli, akan tetapi tidak menggambarkan adanya interaksi sosial/ komunikasi antar pembeli dan penjual, mngapa? berdasarkan tour guide yang mendampingi saya mengatakan bahwa foto ini diambil secara tidak sengaja kemungkinan pada saat memfoto, fotografer menggunakan shutter speed yang sangat cepat dan tidak mendapatkan gambar pada saat orang2 melakukan komunikasi, aka tetapi secara estetika menurut saya bagus, karena pada foto ini menggambarkan jelas kondisi fisik ataupun psikolois dari masing2 individu yang bersangkutan dalam foto tsb.
mereka yang terlihat lelah dan mungkin karena pengaruh tempat kebersihan tempat ataupun kondisi cuaca maupun psikologis yang mempengaruhi performance mereka dalam bekerja maupun berinteraksi dgn sesama.
dalam perspektif psikologi sosial
. Perspektif Perilaku (Behavioral Perspective)
Pendekatan ini awalnya diperkenalkan oleh
John B. Watson (1941, 1919). Pendekatan ini cukup banyak mendapat
perhatian dalam psikologi di antara
tahun 1920-an s/d 1960-an. Ketika Watson memulai penelitiannya, dia menyarankan
agar pendekatannya ini tidak sekedar satu alternatif bagi pendekatan instinktif
dalam memahami perilaku sosial, tetapi juga merupakan alternatif lain yang
memfokuskan pada pikiran, kesadaran, atau pun imajinasi. Watson menolak informasi
instinktif semacam itu, yang menurutnya bersifat "mistik",
"mentalistik", dan "subyektif". Dalam psikologi obyektif
maka fokusnya harus pada sesuatu yang "dapat diamati" (observable), yaitu pada "apa yang
dikatakan (sayings) dan apa yang
dilakukan (doings)". Dalam hal
ini pandangan Watson berbeda dengan James dan Dewey, karena keduanya percaya
bahwa proses mental dan juga
perilaku yang teramati berperan dalam menyelaskan perilaku sosial.
Para "behaviorist" memasukan perilaku
ke dalam satu unit yang dinamakan "tanggapan" (responses), dan lingkungan ke dalam unit "rangsangan" (stimuli). Menurut penganut paham
perilaku, satu rangsangan dan tanggapan tertentu bisa berasosiasi satu sama
lainnya, dan menghasilkan satu bentuk hubungan fungsional. Contohnya, sebuah
rangsangan " seorang teman datang ", lalu memunculkan tanggapan
misalnya, "tersen-yum". Jadi seseorang tersenyum, karena ada teman
yang datang kepadanya. Para behavioris tadi percaya bahwa rangsangan dan
tanggapan dapat dihubungkan tanpa mengacu pada pertimbangan mental yang ada
dalam diri seseorang. Jadi tidak terlalu mengejutkan jika para behaviorisme
tersebut dikategorikan sebagai pihak yang menggunakan pendekatan "kotak
hitam (black-box)" . Rangsangan
masuk ke sebuah kotak (box) dan
menghasilkan tanggapan. Mekanisme di dalam kotak hitam tadi - srtuktur internal atau proses mental
yang mengolah rangsangan dan tanggapan - karena tidak dapat dilihat secara
langsung (not directly observable)
B.F. Skinner
(1953,1957,1974) membantu mengubah fokus behaviorisme melalui percobaan yang
dinamakan "operant behavior"
dan "reinforcement". Yang
dimaksud dengan "operant condition"
adalah setiap perilaku yang beroperasi dalam suatu lingkungan dengan cara
tertentu, lalu memunculkan akibat atau perubahan dalam lingkungan tersebut.
Misalnya, jika kita tersenyum kepada orang lain yang kita hadapi, lalu secara
umum, akan menghasilkan senyuman yang datangnya dari orang lain tersebut. Dalam
kasus ini, tersenyum kepada orang lain tersebut merupakan "operant behavior". Yang dimaksud
dengan "reinforcement"
adalah proses di mana akibat atau perubahan yang terjadi dalam lingkungan memperkuat perilaku tertentu di masa
datang . Misalnya, jika kapan saja kita selalu tersenyum kepada orang asing
(yang belum kita kenal sebelumnya), dan mereka tersenyum kembali kepada kita,
maka muncul kemungkinan bahwa jika di kemudian hari kita bertemu orang asing
maka kita akan tersenyum. Perlu diketahui, reinforcement atau penguat, bisa
bersifat positif dan negatif. Contoh di atas merupakan penguat positif. Contoh
penguat negatif, misalnya beberapa kali pada saat kita bertemu dengan orang
asing lalu kita tersenyum dan orang asing tersebut diam saja atau bahkan
menunjukan rasa tidak suka, maka dikemudian hari jika kita bertemu orang asing
kembali, kita cenderung tidak tersenyum (diam saja).
Dalam pendekatan perilaku terdapat
teori-teori yang mencoba menjelaskan secara lebih mendalam mengapa fenomena
sosial yang diutarakan dalam pendekatan perilaku bisa terjadi. Beberapa teori
antara lain adalah Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) dan Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar